Pages

Subscribe:

Social Icons

Kamis, 08 Agustus 2013

RENUNGAN: BERARTI

1 Korintus 1:28  dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.

Galatia 6:3  Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

Apa itu berarti?
Apakah semua yang berarti memiliki maksud seharga dengan uang, makanan, kekayaan, kedudukan?
Apakah semua itu jauh lebih berharga dari diri manusia?
Yah...begitulah kenyataannya!
Kalo tidak memiliki apa2 atau tidak memberi kontribusi apa2, maka itu artinya tidak berarti.
Sebenarnya letak kesalahan dari cara berpikir kita, karena kita menjadi paranoid akan segala kebutuhan hidup kita.
Bagi kita, hidup harus terjamin secara material, kini dan esok. Dan sapapun di sekitar kita, entah itu teman bahkan saudara sekalipun harus memberi cukup agar menjamin keberlangsungan relasinya dengan kita.
Sekarang orang lebih sering bertanya, apa keuntungan dia bagi saya? Apakah dia lebih banyak menikmati bagian saya dan apa yang dia berikan pada saya?
Dan pandangan itu terjadi karena ketakutan kita pada segala persediaan kita!
Kita takut apa yang kita miliki habis. Kita takut apa yang kita berikan menganggu stabilitas kekayaan kita, dan lain sebagainya.
Akhirnya mereka yang adalah teman kita, saudara kita atau luasnya sesama kita hanyalah barang bergerak.
Seandainya kita kaya dan tidak lagi memikirkan materi sebagai masalah hari esok, pasti kita tidak akan mempermasalahkan apa yang kita berikan.
Sebenarnya, kita terjebak dalam penjara yang di sebut "hari ini", dan kita bersembunyi membenarkan keegoisan kita mengatasnamakan "hari esok". Padahal hari esok masih nanti, belum juga terjadi dan entah kita tidak tahu apakah kita termasuk yang beruntung menikmati hari esok atau tidak?
Penjara "hari ini" membuat kita melihat segalanya serba terbatas. Kita melihat uang kita yang terbatas hari ini. Kita memeriksa beras kita yang terbatas hari ini. Kita menilai keterbatasan orang hari ini, dan seterusnya.
Padahal seharusnya, hari ini adalah ruang bebas untuk kita melakukan apa saja. Kita seharusnya menganggap hari ini adalah kesempatan terakhir kita membuat diri kita berarti bagi siapa saja di sekitar kita.
Uang, baju, persediaan minyak, beras dan semua itu adalah aset berharga untuk dijadikan modal agar kita melakukan segala sesuatu yang berarti bagi siapa saja yang kita sanggup dan dengan jujur kita dapat melakukan hal berarti.
Ada waktunya kita menjadi tidak berarti. Saat kita semakin tua dan lemah atau saat kita meringkuk karena sakit dan penderitaan. Saat itulah mereka yang mungkin terkesan tidak berarti itu, akan menjadi sangatlah berarti.
Amin.

0 komentar:

Posting Komentar